2 (Pulau+Iman+Tempramen) = 1 +
Cinta
Cinta kita ternyata beda Agama, apa mungkin Tuhan punya rencana?
Awalnya biasa, aku mengenalmu sama seperti orang lain. Aku menganggap
itu biasa.
Akhir september aku mengenal kamu. Awal desember aku melupakanmu.
Dan Kamu mengajariku artinya
kehilangan, kamu mengajariku artinya mencintai, kamu mengajari artinya
melupakan, kamu mengajariku artinya sakit hati, kamu mengajariku apa itu cinta.
Akhir september 2016,
aku mengikuti satu kegiatan wajib di
kampusku, untuk syarat kelulusan kuliah kedepannya. Aku seorang Mahasiswa baru
angkatan 2016. Aku diterima dikuliah desain di salah satu universitas di
Indonesia. Ini awal perjumpaanku.
Orang sangat mengenaliku dengan tingkahku yang aneh,
unik, ceplas ceplos, banyak bicara, banyak tingkah, dan orang mengaggapku
ceria.
Disini aku mengenal banyak
teman yang unik, aku mengikuti salah satu kegiatan yaitu Student Alternative. 2
hari kegiatan yang cukup melelahkan untuk membuat sebuah instalasi dan lain
halnya. Niatnya, aku tidak ingin mengikuti kegiatan tersebut dikarenakan aku
baru saja keluar dari rumah sakit .
Malam
itu chat grup sangat ramai, banyak yang tidak aku kenal berbincang satu dengan
yang lain, dan aku membaca salah satu chat dengan balasan yang terlalu terbawa
perasaan. Dibales dikit tersinggung, dibales dikit emotnya sedih dan you know
what i mean lahh.. melankolis banget ewhh..
Pagi
itu aku datang dengan telat dan buru-buru jalan dari kos ke fakultas. Ternyata,
acara itu telah dimulai. Aku datang dengan wajah yang tidak tahu apa apa,
karena aku tidak mengikuti gladi bersih acara dan tidak mengikuti saat
diberitahukan pemberitahuan tentang syarat untuk acara SA itu. Hehe, aku ke
fakultas hanya menggunakan baju dan celana bahan serta memakai sendal dan
membawa tas. Karena kebiasaanku yang bangun siang dan nyantai. Ketika aku
datang kesana, aku dipakaikan gelang kuning yang menandakan kalau orang yang
memakainya itu memiliki riwayat penyakit dan harus diperhatikan dan dijaga oleh
teman teman se kelompoknya. Lalu, aku bertemu dengan seseorang, bajunya hitam,
memakai kacamata, memakai celana panjang, dan sepatu, serta memakai topi
coklat, orangnya putih, kecil dan berwajah seperti anak kecil. Hmm, awalnya aku
kira dia teman sekelompokku. Ketika dia bertanya, “sudah minta gelang atau
belum?” ya aku jawab “udah, emang kenapa?” jawabanku yang berwajah menyebalkan.
Ternyata dia pembimbing kelompokku angkatan 2015. Aku sangat terkejut , “
What?!! Dia LO kita, yang suka baper digrup tadi malem?”. Teman teman
menjawab”Iya, emang kenapa ?”
Waktu terus berjalan, saat dimulai acara. Para
kaka senior kedisplinan memulai aksinya untuk menghukum siapa saja yang salah.
Tanpa sadar, aku disuruh maju karena aku pake sendal-_-. Huft, padahal bukan
karena aku sengaja loh, aku pake sendal karena aku tidak tahu. Sendal yang aku
pake itu bukan sendal jepit tapi flatshoes, ternyata gaboleh juga-_-.
“Kesel kesel kesel, kenapa
aku ga diberitahu sama pembimbing aku dan teman teman aku kalau ada persyaratan
seperti itu”.
Aku dihukum dengan memakai kantong plastik
untuk menutupi sendalku. Aku semakin
merasa risih melihat wajah pembimbing kelompokku. Karena aku melihatnya sungguh
menyebalkan, mentang mentang dia pembimbing, sok sok an mencatat catat hal dia
tidak sukai. Aku dan teman kelompokku mengikuti acara tersebut, kelompokku
sering menjadi masalah dan bulan bulanan untuk dimarahi oleh para senior. Ada
yang datang telat banget, benda untuk instalasi tidak dibawa, dan banyak hal
lagi. Ah sungguh menyebalkan, teman teman yang cowo pulang untuk mengambil
barang untuk instalasi tersebut. Ketika sampai di tempat semula, kita langsung
menuju kearah kiri universitas untuk membuat sebuah karya instalasi. Disana
cerita dimulai lebih jauh. Seketika kami sampai disana, kami langsung
mengerjakan tugas tugas dan membuat karya. Aku melihat salah seorang ada yang
bermain biola, aku mendekati orang tersebut dan bertanya, ketika aku mendekati
orang itu . pembimbing kelompokku datang dan sok sokan memarahiku agar tidak
mengobrol. ah, aku tidak takut dengannya. Namun aku nurut aja sama dia. Aku
ikut mengerjakan tugas.
Dzuhur pun berkumandang,
demgan dibasahi hujan yang menetes dengan derasnya dan semilir angin yang
kencang menimbulkan kesan dingin pada bilu bilur tiap orang disana. Teman teman
pada sholat dan pembimbingku sholat. Aku dan beberapa temanku hanya duduk diam
menunggu hujan reda karena kami umat nasrani. Ketika hujan reda, pekerjaan
mulai dilanjuti. Aku membuat sebuah video dokumenter tentang pekerjaan
tersebut, merekam jejak cerita dan menginterogasi tiap tiap orang dikelompokku.
Sungguh menyenangkan.
Setelah SA (Student Alternative). Aku pun jatuh cinta pada seseorang tanpa aku sendiri menyadarinya.
14 Desember 2016
Aku
sangat merindukanmu dan aku bawa dalam doaku. Sungguh beban banyak dipikiranku.
Aku juga memikirkanmu. Aku sakit. Sakit sekali.
15 Desember 2016
Aku
masih sakit dan memikirkanmu dan aku bawa dalam doaku. Sungguh aku sakit. Sakit
fisik dan hati. Aku rindu. Ya Tuhan aku rindu.. tapi aku tetap mencintaimu.
Tolong pudarkan rasa ini Tuhan.
16 Desember 2016
Aku
memikirkanmu dan membawamu dalam doa. Kamu ga ngechat aku sama sekali tentang
rundown itu. Kenapa?. Kamu gamau ketemu aku?. Aku masih pengen temenan sama
kamu. Aku sakit.. Rindu.. masih terbayang.. aku cerita tentang hal ini ke kaka
pembina rohaniku, dia nguatin aku. Dan berkata “Suatu saat nanti kamu akan
menemukan seseorang yang akan memimpin makanmu dalam doa bersama”. Aku berharap
itu kamu. Hmm.. cinta memang buta..
17 Desember 2016
Pulang
natal pemuda digereja. Aku nginep di Asrama temanku, datang menjenguknya. Aku
cerita dan aku nangis disana, aku serasa jatuh sejatuh jatuhnya. Aku sakit
sekali. Mereka sedih melihatku. Aku seakan tak bisa bangkit. Namun aku tetap
kuat ketika merasakan Tuhan. Aku berdoa untukku dan untukmu. Aku mencoba untuk
menanyakan kabarmu. Dan menagih janji main kejogja bersama. Namun kamu bales aku
dengan cuek. Aku tau kamu ngelakuin itu seperti apa yang aku mau. Namun aku
sedih, ternyata aku gabisa. Aku sayang sama kamu. Ga mau kehilangan kamu. Aku
ngerti kamu diacara jogja lagi kehabisan uang. Aku ngerti dan aku gamaksa.
Namun kamu cuek dan nethink sama aku. Aku sakit..
18 Desember 2016
Biasanya
kita ke gereja nih. Kamu ga ada, aku ga kegereja. Aku berdoa sendiri dikos dan
mendoakanmu. Aku fokus terhadap tugasku. Namun aku masih mengingatmu. Stalk IG
mu, melihat foto Line mu dan WhatsApp mu. Aku rindu kamu.. sakit..
19 Desember 2016
Tepat
1 minggu setelah aku jujur sama kamu. Aku merasa nyesel ngomong gitu. Tapi
memang aku mau bicara. Ga kerasa. Aku masih mengingatmu dan menyimpan rindu .
aku membawamu dan mengingatmu dalam doaku. Aku mencuci fotomu bersama denganku
dan aku tempelkan didinding kosku. Aku rindu..
20 Desember 2016
Aku fokus dengan tugasku.
Aku kira itu bisa melupakanmu. Namun itu salah. Aku masih rindu kenangan kita
dan kamu. Aku mengingatmu dan membawamu dalam doa ku. Sedih..
21 Desember 2016
Aku
masih memikirkanmu. Mengingatmu dan membawamu dalam doa ku. Ketika malam hari,
aku minjem motor temen kosku. Aku kangen kamu. Ya, aku beli martabak sendiri.
Tempat martabak biasa udah tutup jam 10. Yaudah aku beli ditempat lain. Sambil menunggu
aku pergi melihat kosmu, beli minuman di warung depan kosmu, dan melihatmu
tidak ada. Aku menitip salamku kepadamu melalui mas yg punya warung hek itu. Aku
Rindu..
22 Desember 2016
Setiap
malam aku sakit memikirkanmu, melihatmu dalam galery. Hari ini aku sudah mulai mengurangi rasa suka
ku dan mencoba untuk biasa, namun aku tidak bisa. Ketika pagi melihatmu
dikampus seolah tidak melihatku, aku kira kamu menjauhiku. aku negative
thinking sama kamu. Lalu , Kamu datang kembali jam 4 sore ngechat aku, untuk
bertemu dan membicarakan hal penting. Namun pada saat itu aku tidak bisa karna
ada kuliah. Aku penasaran dan menunggu kapan waktunya. Aku pergi ke kos Vya
temanmu dari daerah asalmu. Karena aku tau , vya yang nyeritain ke kamu.
Ketika aku mendengar kejujuran vya, aku tersentak kaget dan menangis kenapa
kamu berubah seperti itu?. Maafin aku ya. Ternyata bukan aku aja yang sakit
tapi kamu juga. Kenapa kamu jatuh sejatuh jattuhnya?, kamu bodoh sekali. Aku
juga bodoh , karena aku gabisa benci kamu tapi aku peduli kamu karena Tuhan.
Maaf ya aku nethink.
23 Desember 2016
Suasana
hari ini berbeda dengan 10 hari lalu sejak saat awal aku jujur padamu untuk
menjauhiku. aku baru tau alasanmu dan kejujuranmu secara langsung. Akhirnya
kamu memutuskan untuk bersikap dewasa dengan jujur terhadap masalah dan tidak
menghindar dalam masalah. Aku tau hari
ini pasti akan terjadi tanpa aku sadari karena setiap hari aku cerita ke Tuhan
tentang kamu. Kamu mengajariku tentang semuanya, mengajariku untuk menghadapi masalah
dengan berfikir secara dewasa, merubah sikapmu, mengajariku artinya kebaikan
dan rasa sayang. Aku kaget mendengar ceritamu, sungguh. Ternyata kamu juga ada
rasa suka dan sayang terhadap aku. Setelah aku menghindarimu karena aku ga mau
terlalu jauh memiliki hubungan serius padamu. Aku juga sama. Tapi aku gabisa, aku
lebih cinta sama Tuhan. “Jadi kita sahabatan aja” , janji kita berdua dengan
sepakat. Namun aku takut mengecewakanmu, aku tidak mau. Aku tau cinta
melenyapkan ketakutan. Tapi aku ga yakin. Biarlah Tuhan yang mengatur hal ini.
Aku berserah dan berdoa saja. Aku kaget loh saat kamu merubah dirimu menjadi
lebih buruk, aku ga mau jadi orang yang merubahmu kearah yang lebih buruk
sahabatku. Aku mau jadi orang yang bisa memotivasimu dalam segala hal. Menjadi
orang yang selalu bangkit.
“Namun, tetap lakukan itu disaat aku ga ada lagi disisimu. Aku gamau
kamu semakin buruk, okay. Janji sama aku. Disaat kamu jatuh ingat Tuhan yang
selalu memegang tanganmu dan ga biarin kamu jatuh” .
Kita
sama sama memegang prinsip untuk tidak pacaran. Kita terus berada dalam track
persahabatan. Sampai kapan?. Sampai Tuhan yang berkata “Sudah waktunya”. Ya,
tunggu saja jawaban Tuhan. Makasih ya
udah jujur. Ya aku bohong kalau aku
gabutuh penjelasanmu. Sebenarnya aku butuh, karena aku penasaran.
Awal Kisahku yang baru dengan lembaran kisah baru..
Bertemu lagi menjalani kisah bersama, selama ini tanpa aku sadari aku tertarik dengan kaka LO ku sendiri. Ya aku melihatnya pada pandangan pertamaku, manusia yang lucu dan sedikit menakutkan tapi sama sekali tidak menakutkan. Tuhan , aku menyadarinya bahwa dia benar mencintaiku :'
Tapi apakah benar Tuhan ? Bolehkah tunjukan aku 3 hal yang menguatkan hatiku bahwa dia benar-benar untukku.
Waiting Someday.. (2)